Jumat, 09 Agustus 2013

RENCANA LOMBA MENULIS CERPEN SMA/SMU SE-BALIKPAPAN

Terkadang sebuah rencana bisa muncul begitu saja dari sebuah pembicaraan santai. Hal ini pun terjadi pada saat Ketua BAF (Balikpapan Art Foundation) Paul E. Siregar, Senirupawan muda Balikpapan Triono Wahyu bersilaturahmi ke rumah Arif Er Rachman, Wonorejo, Kampung Timur dalam rangka Idulfitri hari ke-2, 1434 H, Jumat, 09 Agustus 2013.

Pada pembicaraan mengenai perkembangan kegiatan bersastra di Balikpapan dan agenda-agenda BAF, mereka pun berencana menyelenggarakan Lomba Menulis Cerpen SMA/SMU se-Balikpapan. Lomba itu nantinya, di samping untuk menjaring cerpen-cerpen berkualitas taraf pelajar, juga mengentaskan bibit-bibit cerpenis potensial di Balikpapan serta menggairahkan semangat berkreativitas di kalangan pelajar.

Memang, dalam pembicaraan di sela menikmati sajian dan kopi lebaran itu baru memunculkan rencana awal. Mereka belum bisa memutuskan tentang tema dan kapan lomba diadakan. Juga kriteria umum dan khusus secara spesifik dan rinci, termasuk sistim pengiriman naskah. Sementara hadiahnya, baik berupa uang maupun piagam penghargaan, sempat disinggung tetapi belum dihitung berapa besaran angkanya.

Berikut tentang juri dan penjurian. Kemungkinan juri berjumlah tiga orang, yaitu dari anggota BAF yang memahami sekaligus praktisi cerpen, praktisi media cetak lokal yang memang menguasai sastra, dan guru SMA/SMU bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Untuk penjuriannya, kembali seperti pada penjaringan karya (puisi, cerpen, dan esai) untuk buku “Julak Acai & Suster Maria” (NBC &BAF, 2012). Naskah-naskah lomba yang diterima oleh panitia lomba, lalu sampai ke dewan juri nantinya sama sekali tidak akan tercantumkan lagi nama peserta. Hanya panitia yang boleh mengetahui nama-nama pesertanya. Dewan juri cukup menilai karya secara murni, yaitu karya itu sendiri.

Mereka berharap, dewan juri bisa menilai secara obyektif. Tidak mengetahui seorang peserta adalah anaknya siapa, anaknya tetanggakah, bahkan mungkin keponakannya sendiri. Penilaian benar-benar terfokus pada karya itu sendiri sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara intelek-adil tanpa intervensi pihak manapun.

Lantas, cukupkah berakhir pada hasil lomba dengan pengumuman mengenai para pemenang dan nominatornya dan pembagian hadiah? Tidak. Mereka pun merencanakan cerpen-cerpen pemenang dan nominator akan diabadikan dalam buku kumpulan cerpen pelajar Balikpapan. Dan masing-masing pemenang dan nominator akan mendapat satu buku sebagai tanda bukti.

Demikianlah pembicaraan awal berdurasi sekitar satu setengah jam itu. Mereka bersepakat, menyiapkan pembicaraan tingkat lanjut untuk lebih mematangkan rencana hingga realisasi lomba. Tidak perlu terlalu muluk. Paling tidak, BAF, sebagai pihak penyelenggara, bisa memulai kegiatan bersastra lebih serius melalui sebuah lomba atau kompetisi lingkup lokal sebagai bagian dari kegiatan kelas menulis yang selama lebih empat tahun ini telah dilakukan.

*******
Balikpapan, 10 Agustus 2013

Jumat, 12 Juli 2013

Menulis Apa

Dua kategori dalam tulis-menulis :

1. Fiksi
2. Non Fiksi

FIKSI, di antaranya adalah sebagai berikut :

Tulisan dalam kategori fiksi, misalnya:
1. Puisi, termasuk juga pantun, seloka, talibun, gurindam, dlsb.
2. Prosa, termasuk cerita pendek, cerita bersambung, novel, roman, dlsb

Non Fiksi, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Artikel, termasuk opini, esai, karya ilmiah, karya ilmiah populer, dlsb.
2. Jurnalistik; Reportase
3. Catatan perjalanan
4. Naskah pidato


Kamis, 11 Juli 2013

Mari Menulis

Pelajaran Menulis pertama kali dilakukan ketika SD Kelas I, atau kini ketika Taman Kanak-kanak. Berikutnya, masuk dalam pelajaran Mengarang dalam bidang pelajaran Bahasa Indonesia. Artinya, sejak SD kegiatan tulis-menulis dan karang-mengarang sudah dimulai.

Bagaimana sekarang? Masihkah melakukan kegiatan tulis-menulis, minimal menulis di buku harian (Dairy)? Ataukah, kini, malah menulis status di fesbuk, tuiter, dan jejaring sosial lainnya?